Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Kemang
Jakarta, Jum’at Maghrib, 01 Januari 2010, Kediaman al-Habib Umar Maulakhilah. q
Setelah pembacaan kitab al-Imam Abdullah bin Alwy al-Hadad, yakni an-Nashihah ad-Diiniyah pasal tentang keutamaan akhlak yang disampaikan oleh al-Ustadz al-Habib Abdurrahman Ba-Surrah.
Alhamdulillah al-Habib Umar memanjatkan puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas keberadaan majelis-majelis yang mengikat kita dengan Rasul kita, Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW.
Apabila kita ingin mengetahui unsur-unsur yang mana, mengikat kita dengan Rasululah SAW, mengikat kita dengan manusia-manusia yang mulia disisi-Nya, yang merupakan bagian-bagian dari rukun iman ; iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT, hal ini (pertemuan dan acara ini) adalah suatu bukti diantaranya dari pada bukti untuk mengikat manusia dengan orang-orang yang mulia, yang mempunyai hubungan dekat dengan Allah SWT.
Hal ini menunjukkan suatu bukti yang kuat, bahwasanya Allah SWT, tidak akan menerima dari hamba-Nya, amalan apa pun tanpa hubungan yang erat terhadap orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.
Akan tetapi jalinan ini, sebaik-baiknya jalinan yang kita jalin dengan orang-orang yang sholeh itu, apabila jalinan tersebut sesuai dengan apa yang diatur oleh Allah SWT.
Manusia seluruhnya, terutama orang-orang yang sudah Mukallaf, sudah Baligh dan berakal. Mereka semua manusia yang kita bicarakan ini, mereka punya jalinan hubungan, mau atau tidak mau, antara mereka satu sama lain.
Kebalikannya, yaitu kalau orang-orang kafir, punya hubungan, akan tetapi hubungan tersebut bukan hubungan yang diatur dan sesuai dengan aturan Sayidina Muhammad Rasulullah SAW. Dan mereka, jalinan yang mereka jalin tersebut adalah sesuatu yang dijalin dengan hubungan harta dunia, yang mana hubungan inilah yang membuat mereka semakin terpuruk .
Allah SWT menjadikan harta dan fasilitas, daripada hal-hal duniawi ini, Allah jadikan bagi mereka sebagai sarana bagi orang-orang yang bertakwa dan mendekat kepada Allah SWT.
Allah SWT jadikan itu semua untuk tunduk dan taat, sebagai sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Allah SWT.
Maka orang-orang yang salah kaprah, mereka jadikan sarana tersebut, itu sebagai tujuan utama mereka hingga mereka terjerumus dalam hal-hal yang sebagaimana telah diterangkan di dalam al-Qur’an.
Allah SWT mensifatkan bagaimana mereka makan, yang Allah katakan dalam al-Qur’an, seperti makannya hewan-hewan ternak.
Allah SWT mensifatkan amalan-amalan mereka itu bagaikan sesuatu yang tertiup di langit, yang begitu saja akan hilang amalan tersebut (sia-sia).
Dan Rasulullah SAW telah mengisyaratkan, tentang orang-orang yang tidak pernah merasa puas dengan ikatan akhirat. Dia tidak merasa puas dengan jalinan yang memiliki kadar tinggi di sisi Allah SWT. Tetapi mereka lebih menjalin hubungan yang fana’ (semu), lebih merestui menjalin hubungan yang menjerumuskan mereka kedalam keterpurukan, maka jangan engkau anggap mereka, jangan engkau pedulikan mereka. Diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, “berpalinglah dari mereka.” Orang-orang tersebut yang mereka gapai hanyalah hal-hal yang merugi saja.
Mereka itu yang memiliki jiwa, memiliki ghurur di dalam hati-hati mereka. Akan tetapi mereka lupa akan kesucian ruh mereka, dan mereka menggadaikannya dengan sesuatu yang rendah. Dan karena keterpurukan inilah, sehingga muncul, bangkit berhala-berhala mereka. Berhala terbagi dua macam, yaitu berhala yang nampak wujudnya, yang mereka sembah-sembah dsb. Dan berhala yang merupakan kecenderungan mereka untuk menyembah berhala yang mereka inginkan, yang mereka mau, menuruti hawa nafsu mereka, dunia, harta dan lain sebagainya.
Begitu pula orang-orang yang bejat, yang ada di muka bumi ini yang jauh dari Allah SWT. Karena sebab mereka menjadi bejat dan rusak dikarenakan mereka itu, menelantarkan dan tidak mempedulikan hubungan yang tinggi derajatnya disisi Allah SWT. Akibat tidak memiliki hubungan yang mulia ini, maka mereka menjadi orang-orang yang bejat dan jahat.
Kemudian kalau hubungan yang salah kaprah ini, ditambah lagi dia menyombongkan diri kepada orang-orang yang mulia dan orang-orang yang sholeh, maka semakin terpuruklah derajat orang tersebut kepada derajat orang yang paling hina.
Karena itu mereka orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang yang kafir meledek dan mencemoohkan para Nabi dan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an kisah mereka.
Karena itu Allah SWT menceritakan keadaan orang-orang yang ada didalam neraka itu nanti, mereka itu ketika menjerit minta dikeluarkan dari dalam api neraka, dari dalam siksa di karenakan rusaknya jalinan di dalam keadaan yang busuk dan buruk di dalamnya, janganlah kalian memanggil Aku untuk berbicara kepada-Ku, kenapa?, sebab dahulu ada sekelompok manusia, orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Allah SWT, akan tetapi kalian jadikan sebagai cemoohan dan ledekan.
Dan cemoohan kalian, kesombongan kalian membuat kalian lupa untuk mengingat kepadaKu, maka Aku jadikan orang-orang yang memiliki hubungan erat denganKu, Aku berikan mereka balasan yang mulia ,balasan yang tinggi dari Allah SWT. Dan itulah akibat yang kalian tertawakan.
Dan dalam hal inilah Nabi Muhammad SAW nabi kita, Beliau mengisyaratkan cukup seseorang dianggap sebagai pelaku kejahatan apabila dia meremehkan saudaranya yang muslim. Dijadikan meremehkan, merendahkan seorang muslim sebagai suatu kejahatan. Sebab semua makhluk yang ada dimuka bumi adalah ciptaan Allah SWT. Maka kita tidak boleh meremehkan salah satu ciptaan Allah SWT, melainkan sesuai apa yang disyariatkan oleh Allah SWT.
Padahal dari makhluk Allah SWT, yang tidak diizinkan kita hinakan, terus kita hinakan, maka kita berarti kita sama menghinakan Pencipta dari makhluk tersebut. Karena itu Nabi Muhammad SAW telah mengatur kepada kita sekalian, diatur bagaimana kita semua menjaga hati kita, batin kita dari menghinakan sesuatu yang diagungkan oleh Allah SWT
Justru Nabi Muhammad SAW memanggil kita untuk mencintai Allah SWT, mencintai Rasulullah SAW, mencintai seluruh kaum mukminin yang awam maupun yang khusus, didalam Qur’an telah disebutkan penjelasan tentang hakekat ini.
Allah SWT menyatakan dalam Al Qur’an, sesungguhnya barang siapa murtad di antara kalian dari agamanya, maka Allah SWT akan menggantikan dengan sekelompok kaum, yang mana kaum tersebut dicintai Allah SWT dan mereka cinta kepada Allah SWT.
Dan Allah SWT disitu mengisyaratkan dalam ayat tersebut, mengisyaratkan tentang jalinan hubungan mereka, hubungan maknawi tersebut, antara sesama mereka. Ditandai antara sesama mereka merendah terhadap sesama kaum mukminin, akan tetapi mereka tampak agung, tetap terhormat dan berkharisma dihadapan orang-orang kafir. Ini adalah hubungan yang menghubungkan seseorang dengan Allah SWT.
Adapun hubungan mereka, dari pada amalan-amalan mereka itu, yaitu diantara hubungan mereka dengan amalan tersebut bagaikan mereka berjihad dijalan Allah SWT.
Setiap orang yang ikhlas mendirikan sholat, maka dia masuk kedalam jihad dijalan Allah SWT. Setiap orang yang ikhlas di dalam mendidik istrinya, keluarganya dan anak-anaknya, maka dia masuk dalam kategori berjihad dijalan Allah SWT.
Begitu juga, setiap orang yang berusaha, di dalam memberi kebaikan dan manfaat kepada kaum muslimin, maka dia dalam kesibukan tersebut berada dalam jihad dijalan Allah SWT.
Dan barang siapa bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama yang bermanfaat, sambil mengagungkan ilmu tersebut dengan ikhlas, dia tuntut, maka dia termasuk dalam kategori berjihad dijalan Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda, barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada dijalan Allah hingga ia pulang kembali kerumahnya. Dan kita berharap Insya Allah perkumpulan kita ini merupakan perkumpulan untuk menuntut ilmu sehingga kita mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.
Barang siapa diantara kita yang niatnya sudah betul, setiap langkah kaki, yang dia langkahkan kemari adalah langkah kaki jihad fisabilillah.
Dan kebaikan yang dilakukan seorang mujahid itu digandakan, hingga 700 kali lipat. Kalau niatnya sudah benar, habis ini dia melaksanakan sholat Isya’, sholat Isya’-nya orang yang menuntut ilmu jihad fisabilillah itu digandakan hingga 700 kali lipat pahalanya. Kita baca Subhanallah pun 700 kali dilipat-gandakan. Ucapan tahlil Laa illaha’ilallah digandakan 700 kali juga pahalanya. Kita menjawab salam kepada saudara kita ketika berjumpa disini 700 kali lipat pula. Senyuman kepada saudara kita dimajelis inipun juga digandakan 700 kali lipat. Salaman dengan saudara muslim pahalanya uga digandakan 700 kali lipat. Ini bisnis dengan Allah SWT.
Tapi orang yang hanya terpaku kepada hubungan yang rendah, yang jarak pendek saja dia tidak perduli tentang hal ini. Dan mereka orang-orang yang memiliki hubungan yang tinggi dimata Allah SWT,orang-orang yang mulia mereka tahu akan kemuliaan ini semua. Junjungan kita Nabi Muhammad SAW menyatakan, sungguh saya mengucapkan satu kalimat, ”Subahanallah walhamdulillah wa laa ilaaha’ilallah wallahu akbar, lebih saya sukai dari segala sesuatu yang disinari oleh cahaya mentari.”
Maka apabila kita merenungkan keadaan para sahabat Rasulullah SAW, dikatakan mereka memiliki hubungan bathin yang amat erat dengan Nabi Muhammad SAW. Apabila kita merenungi keadaan setiap orang dari keluarganya Nabi Muhammad SAW dan ahlil baitnya, kita dapati orang yang memiliki hubungan paling mulia diantara mereka yang memiliki hubungan jalinan erat dengan Nabi Muhammad SAW, coba perhatikan ini.
Dan kalau kita merenungkan keadaan umat Nabi Muhammad SAW ini, kita dapati kemuliaan mereka dibanding umat-umat yang lain karena mereka punya hubungan dengan Nabi Muhammad SAW. Maka kita harus mencek, memeriksa bagaimana hubungan kita dengan Beliau ini? atas dasar apa?, atas fondasi apa hubungan yang kita jalin ini ?
Yang mengingatkan saya, (al-Habib Umar bin Hafidz) untuk menceritakan tentang jalinan hubungan ini adalah karena saya dahulu pernah duduk pula ditempat ini. Duduknya saya sekarang ditempat ini adalah berkat hubungan batin yang saya jalin dahulu.
Sehingga atas dasar itulah, 18 tahun yang lalu, kita sampai di Indonesia sini, untuk memikul beban dakwah yang diperintahkan oleh guru saya (al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad as-Seqqaf-Mekkah) . Dan rumah pertama yang saya masuki di Indonesia adalah rumah. Waktu itu dirumah ini terdapat Al Habib Muhammad bin Umar bin Muhammad Maulakhelah, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya. Beliau memiliki jiwa yang tawadhu, bercahaya terang benderang, di karenakan jiwa tersebut yang memiliki hubungan yang kuat dengan kaum-kaum yang sholeh dan mulia sebagai penggantinya.
Kita bersama beliau selama berhari-hari kemudian hingga kepada Al Habib Umar Bin Muhammad Maulakhelah putra beliau. Beliau menghadiahkan sesuatu dan mengatakan tahukah engkau mengapa aku menghadiahkan ini semua kepada engkau? Karena engkau telah membawakan orang-orang seperti ini ketempat ini, padahal di alam yang zhahir ini, di alam dunia, belum pernah dia berjumpa dengan beliau. Kemudian juga tidak ada kepentingan duniawi antara saya dengan beliau baik yang jauh maupun dekat, tidak ada. Tapi orang tersebut memiliki hubungan batin yang tinggi disisi Allah SWT, ruhnya suci, jiwa beliau demikian luhur, semangatnya tinggi.
Dia telah memahami, menelaah dari makna “hubungan” yang mulia ini mulai dari ayahnya dari Syekh/gurunya, yakni al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, dan berkat jalinan hubungan tersebut, berlanjut hubungan kita dengan putra-putra beliau, Al Habib Umar bin Muhammad Maulakhelah dan juga saudara beliau Al Habib Ali bin Muhamad Maulakhela ditempat ini selama bertahun-tahun dan hadir bersama kita dahulu Al Habib Hadi bin Ahmad as-Seqqaf hingga akhirnya mereka meninggal dunia dan ketahuilah hubungan kita dengan mereka, yaitu karena hubungan akherat yang digariskan Nabi Muhammad SAW bukan kepentingan duniawi.
Apabila hubungan tersebut sudah betul dan tulus karena Allah SWT, Insya Alah pertemuan berikutnya di-sana (akhirat), akan lebih panjang, lebih banyak lagi bersama beliau. Dan akan lebih indah dan lebih manis. Dan akan lebih lezat lagi. Dan akan lebih abadi serta lebih kuat lagi pertemuan ditempat itu, yang pertama pertemuan dialam barzakh, kemudian yang kedua pertemuan dibawah naungan Allah di hari kiamat kelak. Kemudian kita akan bertemu dibawah bendera yang dipegang oleh Nabi Muhammad SAW. Dan kita akan berjumpa dengan mereka di telaga Nabi Muhammad SAW, kemudian ditempat yang mulia disurganya Allah SWT. Ini adalah buah bagi orang yang hubungannya betul, benar dan ikhlas karena Allah SWT.
Didalam hadis Nabi Muhammad SAW, menyatakan ‘orang-orang yang saling mengasihi, mencintai karena Allah SWT’, ditempatkan besok dihari kiamat diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya dimana para Nabi-Nabi pun iri dengan kedudukan yang diberikan kepada mereka.
Kalau orang-orang memiliki jalinan hubungan-hubungan yang bawah, yang rendah, maka hendaknya ia memperbaiki dirinya tersebut dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang mulia (sholeh – mulia disisi-Nya).
Nabi Muhammad SAW menceritakan tentang hubungan yang mulia ini ada 3 hal, jika ia memiliki 3 hal ini ia meraskan manisnya iman, yang pertama apabila Allah dan Rasulnya ia lebih cintai dari apapun juga. Yang kedua ia cinta seseorang semata-mata cintanya karena Allah. Yang ketiga ia benci kembali kepada kekufuran, setelah ia diselamatkan Allah SWT, ia benci sebagaimana dirinya dibakar di dalam api.
Tapi hakekat menjalin hubungan yang sebenarnya ini, aturannya tidak bisa ditegakkan, kecuali harus kita tekuni, ada caranya, ada ilmunya yang diajarkan. Karena itu kami amat gembira sekali mendengar kabar bahwasanya disetiap hari Jum’at sore ini, ada pengajian yang diadakan ditempat ini. Dimana dalam pengajian tersebut pada Jum’at sore yang dibaca kitab yakni an-Nashihah ad-Diiniyah karya Imam Abdullah Al Hadad. Al Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, bercerita tentang Al Habib Abdullah Al Hadad bahwasanya “nashihah diiniyah” beliau (kitab tersebut), nasehat-nasehat dan kitab beliau ini membentangkan segala macam ilmu yang sanggup menolak setiap orang yang ingin melemahkan agama ini.
Beliau menyatakan kasih sayang beliau telah meliputi semua manusia, sehingga setiap orang yang ingin menempuh jalan ini, semua mendapatkan bantuan dan perhatian serta keilmuan dari beliau. Kita mendengar ucapan Imam Abdullah Al Hadad pada malam ini, barusan, begitu tentang rahmat dan kasih sayang kepada seluruh kaum muslimin, yang menyatakan orang yang tidak punya kasih sayang terhadap sesama tidak disayang oleh Allah SWT.
Wahai orang yang mencari cinta dan kasih sayang dari Allah SWT, sesungguhnya rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT tersebut amat besar dan amat luas, tapi engkau harus menyingkirkan segala sesuatu yang bisa memutus dari rahmat besar ini, yaitu sedikitnya rahmat dan kasih sayang kepada sesama kaum mukminin. Inilah yang membuat kita terputus.
Maka obati kita punya jiwa sebab kalau kita tidak memiliki rahmat dan kasih sayang bahkan kepada binatang pun maka kita pun akan terhalang dari rahmat Allah SWT.
Karena itu Nabi Muhammad SAW menyatakan kepada kita sekalian diceritakan bahwa ada seorang wanita yang dimasukan ke api neraka, akibat seekor kucing yang dia kurung hingga mati, dia tidak kasih makan juga tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri.
Dan sebagian orang melihat Nabi Muhammad SAW mencium anak kecil, maka seseorang berkata, Ya Rasulullah, saya punya anak sepuluh orang dan tidak pernah mencium salah seorang dari mereka itu, maka Rasulullah SAW berkata, apa yang bisa saya lakukan jika Allah sudah mencabut rasa kasih sayang dari dalam hatimu?
Suatu kali Nabi Muhammad SAW bersujud lama sekali sujudnya, sehingga para sahabat berfikir apa Rasulullah SAW telah meninggal dalam sujudnya, tapi ternyata Rasulullah SAW bangkit dan mengucapkan Allah Akbar bangkit dari sujudnya.
Setelah sujudnya yang panjang dan waktu keluar dari sholat dan salam, kemudian Rasulullah SAW melihat sahabat-sahabatnya heran, mengapa hari ini sujudnya Beliau lama sekali. Rasulullah SAW berkata, mungkin kalian heran, kalian menyangka saya sujud lama karena ada sesuatu yang terjadi. Ketahuilah tidak ada apa-apa, hanya tadi waktu saya sujud saya punya putra (cucunya) yaitu Sayidina Hasan itu dia naik keatas pundak, naik keatas kepala saya ketika sujud saya. Maka saya biarkan dulu sampai dia turun sendiri baru saya bangkit.
Sayidina Anas RA meriwayatkan, bahwasannya saya suatu kali bertemu dengan Rasulullah SAW sedang berbaring, dan Sayidina Hasan RA berada diatas dadanya Rasulullah SAW dan melakukan buang air kecil, maka Sayidina Anas ingin mengangkat sayidina Hasan, maka Rasulullah SAW mengatakan biarkan putraku jangan mengangkat putraku. Ketahuilah bahwasanya orang yang menggangu putraku, ini maka dia berarti telah mengganggu saya.
Rahmat dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW telah meliput alam semesta ini, telah meliput semua manusia akan tetapi orang-orang yang khusus dan istimewa mereka akan mendapatkan kasih sayang yang istimewa pula. Mudah-mudahan kita kebagian kasih sayang yang istimewa tersebut. Amin. Maka hendaknya kita mencari dan mempelajari, menginstropeksi diri kita sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang selayaknya kita pelajari.
Maka kita tanya diri kita bagaimana di tahun yang baru kita masuki ini, bagaimana kita akan melalui hari-hari dan malam-malamnya. Gunakan kesempatan kita, jaga waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat dan terutama mendidik anak-anak kita, anak laki-laki, anak-anak perempuan, keluarga dan istri kita, kita didik yang betul.
Sebab kelak hubungan antara kita dengan anak-anak, hubungan dengan kita dengan pasangan kita, dengan suami kita, dengan istri kita, dengan keluarga kita dan lain sebagainya semuanya ini akan jadi rusak dan terputus akan terhapus, kecuali hubungan yang sesuai dengan ajaran dan syariat yang Nabi besar Muhammad SAW. Karena itu diajarkan kepada kita sekalian, kepada hamba-hamba- Nya yaitu, sebuah doa : Rabbana hablanaa min azwajina wa dzuriyatina wa qurratul’ayunin waj alni muttaqiina imamma, “Ya Allah berikan daripada keluarga kami, anak istri kami, pasangan kami, anak-anak kami yaitu penyejuk mata kami (mata lahir dan batin) dan jadikanlah saya sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa.
Doa..
Setelah pembacaan kitab al-Imam Abdullah bin Alwy al-Hadad, yakni an-Nashihah ad-Diiniyah pasal tentang keutamaan akhlak yang disampaikan oleh al-Ustadz al-Habib Abdurrahman Ba-Surrah.
Alhamdulillah al-Habib Umar memanjatkan puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas keberadaan majelis-majelis yang mengikat kita dengan Rasul kita, Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW.
Apabila kita ingin mengetahui unsur-unsur yang mana, mengikat kita dengan Rasululah SAW, mengikat kita dengan manusia-manusia yang mulia disisi-Nya, yang merupakan bagian-bagian dari rukun iman ; iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT, hal ini (pertemuan dan acara ini) adalah suatu bukti diantaranya dari pada bukti untuk mengikat manusia dengan orang-orang yang mulia, yang mempunyai hubungan dekat dengan Allah SWT.
Hal ini menunjukkan suatu bukti yang kuat, bahwasanya Allah SWT, tidak akan menerima dari hamba-Nya, amalan apa pun tanpa hubungan yang erat terhadap orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.
Akan tetapi jalinan ini, sebaik-baiknya jalinan yang kita jalin dengan orang-orang yang sholeh itu, apabila jalinan tersebut sesuai dengan apa yang diatur oleh Allah SWT.
Manusia seluruhnya, terutama orang-orang yang sudah Mukallaf, sudah Baligh dan berakal. Mereka semua manusia yang kita bicarakan ini, mereka punya jalinan hubungan, mau atau tidak mau, antara mereka satu sama lain.
Kebalikannya, yaitu kalau orang-orang kafir, punya hubungan, akan tetapi hubungan tersebut bukan hubungan yang diatur dan sesuai dengan aturan Sayidina Muhammad Rasulullah SAW. Dan mereka, jalinan yang mereka jalin tersebut adalah sesuatu yang dijalin dengan hubungan harta dunia, yang mana hubungan inilah yang membuat mereka semakin terpuruk .
Allah SWT menjadikan harta dan fasilitas, daripada hal-hal duniawi ini, Allah jadikan bagi mereka sebagai sarana bagi orang-orang yang bertakwa dan mendekat kepada Allah SWT.
Allah SWT jadikan itu semua untuk tunduk dan taat, sebagai sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Allah SWT.
Maka orang-orang yang salah kaprah, mereka jadikan sarana tersebut, itu sebagai tujuan utama mereka hingga mereka terjerumus dalam hal-hal yang sebagaimana telah diterangkan di dalam al-Qur’an.
Allah SWT mensifatkan bagaimana mereka makan, yang Allah katakan dalam al-Qur’an, seperti makannya hewan-hewan ternak.
Allah SWT mensifatkan amalan-amalan mereka itu bagaikan sesuatu yang tertiup di langit, yang begitu saja akan hilang amalan tersebut (sia-sia).
Dan Rasulullah SAW telah mengisyaratkan, tentang orang-orang yang tidak pernah merasa puas dengan ikatan akhirat. Dia tidak merasa puas dengan jalinan yang memiliki kadar tinggi di sisi Allah SWT. Tetapi mereka lebih menjalin hubungan yang fana’ (semu), lebih merestui menjalin hubungan yang menjerumuskan mereka kedalam keterpurukan, maka jangan engkau anggap mereka, jangan engkau pedulikan mereka. Diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, “berpalinglah dari mereka.” Orang-orang tersebut yang mereka gapai hanyalah hal-hal yang merugi saja.
Mereka itu yang memiliki jiwa, memiliki ghurur di dalam hati-hati mereka. Akan tetapi mereka lupa akan kesucian ruh mereka, dan mereka menggadaikannya dengan sesuatu yang rendah. Dan karena keterpurukan inilah, sehingga muncul, bangkit berhala-berhala mereka. Berhala terbagi dua macam, yaitu berhala yang nampak wujudnya, yang mereka sembah-sembah dsb. Dan berhala yang merupakan kecenderungan mereka untuk menyembah berhala yang mereka inginkan, yang mereka mau, menuruti hawa nafsu mereka, dunia, harta dan lain sebagainya.
Begitu pula orang-orang yang bejat, yang ada di muka bumi ini yang jauh dari Allah SWT. Karena sebab mereka menjadi bejat dan rusak dikarenakan mereka itu, menelantarkan dan tidak mempedulikan hubungan yang tinggi derajatnya disisi Allah SWT. Akibat tidak memiliki hubungan yang mulia ini, maka mereka menjadi orang-orang yang bejat dan jahat.
Kemudian kalau hubungan yang salah kaprah ini, ditambah lagi dia menyombongkan diri kepada orang-orang yang mulia dan orang-orang yang sholeh, maka semakin terpuruklah derajat orang tersebut kepada derajat orang yang paling hina.
Karena itu mereka orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang yang kafir meledek dan mencemoohkan para Nabi dan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an kisah mereka.
Karena itu Allah SWT menceritakan keadaan orang-orang yang ada didalam neraka itu nanti, mereka itu ketika menjerit minta dikeluarkan dari dalam api neraka, dari dalam siksa di karenakan rusaknya jalinan di dalam keadaan yang busuk dan buruk di dalamnya, janganlah kalian memanggil Aku untuk berbicara kepada-Ku, kenapa?, sebab dahulu ada sekelompok manusia, orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Allah SWT, akan tetapi kalian jadikan sebagai cemoohan dan ledekan.
Dan cemoohan kalian, kesombongan kalian membuat kalian lupa untuk mengingat kepadaKu, maka Aku jadikan orang-orang yang memiliki hubungan erat denganKu, Aku berikan mereka balasan yang mulia ,balasan yang tinggi dari Allah SWT. Dan itulah akibat yang kalian tertawakan.
Dan dalam hal inilah Nabi Muhammad SAW nabi kita, Beliau mengisyaratkan cukup seseorang dianggap sebagai pelaku kejahatan apabila dia meremehkan saudaranya yang muslim. Dijadikan meremehkan, merendahkan seorang muslim sebagai suatu kejahatan. Sebab semua makhluk yang ada dimuka bumi adalah ciptaan Allah SWT. Maka kita tidak boleh meremehkan salah satu ciptaan Allah SWT, melainkan sesuai apa yang disyariatkan oleh Allah SWT.
Padahal dari makhluk Allah SWT, yang tidak diizinkan kita hinakan, terus kita hinakan, maka kita berarti kita sama menghinakan Pencipta dari makhluk tersebut. Karena itu Nabi Muhammad SAW telah mengatur kepada kita sekalian, diatur bagaimana kita semua menjaga hati kita, batin kita dari menghinakan sesuatu yang diagungkan oleh Allah SWT
Justru Nabi Muhammad SAW memanggil kita untuk mencintai Allah SWT, mencintai Rasulullah SAW, mencintai seluruh kaum mukminin yang awam maupun yang khusus, didalam Qur’an telah disebutkan penjelasan tentang hakekat ini.
Allah SWT menyatakan dalam Al Qur’an, sesungguhnya barang siapa murtad di antara kalian dari agamanya, maka Allah SWT akan menggantikan dengan sekelompok kaum, yang mana kaum tersebut dicintai Allah SWT dan mereka cinta kepada Allah SWT.
Dan Allah SWT disitu mengisyaratkan dalam ayat tersebut, mengisyaratkan tentang jalinan hubungan mereka, hubungan maknawi tersebut, antara sesama mereka. Ditandai antara sesama mereka merendah terhadap sesama kaum mukminin, akan tetapi mereka tampak agung, tetap terhormat dan berkharisma dihadapan orang-orang kafir. Ini adalah hubungan yang menghubungkan seseorang dengan Allah SWT.
Adapun hubungan mereka, dari pada amalan-amalan mereka itu, yaitu diantara hubungan mereka dengan amalan tersebut bagaikan mereka berjihad dijalan Allah SWT.
Setiap orang yang ikhlas mendirikan sholat, maka dia masuk kedalam jihad dijalan Allah SWT. Setiap orang yang ikhlas di dalam mendidik istrinya, keluarganya dan anak-anaknya, maka dia masuk dalam kategori berjihad dijalan Allah SWT.
Begitu juga, setiap orang yang berusaha, di dalam memberi kebaikan dan manfaat kepada kaum muslimin, maka dia dalam kesibukan tersebut berada dalam jihad dijalan Allah SWT.
Dan barang siapa bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama yang bermanfaat, sambil mengagungkan ilmu tersebut dengan ikhlas, dia tuntut, maka dia termasuk dalam kategori berjihad dijalan Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda, barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada dijalan Allah hingga ia pulang kembali kerumahnya. Dan kita berharap Insya Allah perkumpulan kita ini merupakan perkumpulan untuk menuntut ilmu sehingga kita mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.
Barang siapa diantara kita yang niatnya sudah betul, setiap langkah kaki, yang dia langkahkan kemari adalah langkah kaki jihad fisabilillah.
Dan kebaikan yang dilakukan seorang mujahid itu digandakan, hingga 700 kali lipat. Kalau niatnya sudah benar, habis ini dia melaksanakan sholat Isya’, sholat Isya’-nya orang yang menuntut ilmu jihad fisabilillah itu digandakan hingga 700 kali lipat pahalanya. Kita baca Subhanallah pun 700 kali dilipat-gandakan. Ucapan tahlil Laa illaha’ilallah digandakan 700 kali juga pahalanya. Kita menjawab salam kepada saudara kita ketika berjumpa disini 700 kali lipat pula. Senyuman kepada saudara kita dimajelis inipun juga digandakan 700 kali lipat. Salaman dengan saudara muslim pahalanya uga digandakan 700 kali lipat. Ini bisnis dengan Allah SWT.
Tapi orang yang hanya terpaku kepada hubungan yang rendah, yang jarak pendek saja dia tidak perduli tentang hal ini. Dan mereka orang-orang yang memiliki hubungan yang tinggi dimata Allah SWT,orang-orang yang mulia mereka tahu akan kemuliaan ini semua. Junjungan kita Nabi Muhammad SAW menyatakan, sungguh saya mengucapkan satu kalimat, ”Subahanallah walhamdulillah wa laa ilaaha’ilallah wallahu akbar, lebih saya sukai dari segala sesuatu yang disinari oleh cahaya mentari.”
Maka apabila kita merenungkan keadaan para sahabat Rasulullah SAW, dikatakan mereka memiliki hubungan bathin yang amat erat dengan Nabi Muhammad SAW. Apabila kita merenungi keadaan setiap orang dari keluarganya Nabi Muhammad SAW dan ahlil baitnya, kita dapati orang yang memiliki hubungan paling mulia diantara mereka yang memiliki hubungan jalinan erat dengan Nabi Muhammad SAW, coba perhatikan ini.
Dan kalau kita merenungkan keadaan umat Nabi Muhammad SAW ini, kita dapati kemuliaan mereka dibanding umat-umat yang lain karena mereka punya hubungan dengan Nabi Muhammad SAW. Maka kita harus mencek, memeriksa bagaimana hubungan kita dengan Beliau ini? atas dasar apa?, atas fondasi apa hubungan yang kita jalin ini ?
Yang mengingatkan saya, (al-Habib Umar bin Hafidz) untuk menceritakan tentang jalinan hubungan ini adalah karena saya dahulu pernah duduk pula ditempat ini. Duduknya saya sekarang ditempat ini adalah berkat hubungan batin yang saya jalin dahulu.
Sehingga atas dasar itulah, 18 tahun yang lalu, kita sampai di Indonesia sini, untuk memikul beban dakwah yang diperintahkan oleh guru saya (al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad as-Seqqaf-Mekkah) . Dan rumah pertama yang saya masuki di Indonesia adalah rumah. Waktu itu dirumah ini terdapat Al Habib Muhammad bin Umar bin Muhammad Maulakhelah, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya. Beliau memiliki jiwa yang tawadhu, bercahaya terang benderang, di karenakan jiwa tersebut yang memiliki hubungan yang kuat dengan kaum-kaum yang sholeh dan mulia sebagai penggantinya.
Kita bersama beliau selama berhari-hari kemudian hingga kepada Al Habib Umar Bin Muhammad Maulakhelah putra beliau. Beliau menghadiahkan sesuatu dan mengatakan tahukah engkau mengapa aku menghadiahkan ini semua kepada engkau? Karena engkau telah membawakan orang-orang seperti ini ketempat ini, padahal di alam yang zhahir ini, di alam dunia, belum pernah dia berjumpa dengan beliau. Kemudian juga tidak ada kepentingan duniawi antara saya dengan beliau baik yang jauh maupun dekat, tidak ada. Tapi orang tersebut memiliki hubungan batin yang tinggi disisi Allah SWT, ruhnya suci, jiwa beliau demikian luhur, semangatnya tinggi.
Dia telah memahami, menelaah dari makna “hubungan” yang mulia ini mulai dari ayahnya dari Syekh/gurunya, yakni al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, dan berkat jalinan hubungan tersebut, berlanjut hubungan kita dengan putra-putra beliau, Al Habib Umar bin Muhammad Maulakhelah dan juga saudara beliau Al Habib Ali bin Muhamad Maulakhela ditempat ini selama bertahun-tahun dan hadir bersama kita dahulu Al Habib Hadi bin Ahmad as-Seqqaf hingga akhirnya mereka meninggal dunia dan ketahuilah hubungan kita dengan mereka, yaitu karena hubungan akherat yang digariskan Nabi Muhammad SAW bukan kepentingan duniawi.
Apabila hubungan tersebut sudah betul dan tulus karena Allah SWT, Insya Alah pertemuan berikutnya di-sana (akhirat), akan lebih panjang, lebih banyak lagi bersama beliau. Dan akan lebih indah dan lebih manis. Dan akan lebih lezat lagi. Dan akan lebih abadi serta lebih kuat lagi pertemuan ditempat itu, yang pertama pertemuan dialam barzakh, kemudian yang kedua pertemuan dibawah naungan Allah di hari kiamat kelak. Kemudian kita akan bertemu dibawah bendera yang dipegang oleh Nabi Muhammad SAW. Dan kita akan berjumpa dengan mereka di telaga Nabi Muhammad SAW, kemudian ditempat yang mulia disurganya Allah SWT. Ini adalah buah bagi orang yang hubungannya betul, benar dan ikhlas karena Allah SWT.
Didalam hadis Nabi Muhammad SAW, menyatakan ‘orang-orang yang saling mengasihi, mencintai karena Allah SWT’, ditempatkan besok dihari kiamat diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya dimana para Nabi-Nabi pun iri dengan kedudukan yang diberikan kepada mereka.
Kalau orang-orang memiliki jalinan hubungan-hubungan yang bawah, yang rendah, maka hendaknya ia memperbaiki dirinya tersebut dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang mulia (sholeh – mulia disisi-Nya).
Nabi Muhammad SAW menceritakan tentang hubungan yang mulia ini ada 3 hal, jika ia memiliki 3 hal ini ia meraskan manisnya iman, yang pertama apabila Allah dan Rasulnya ia lebih cintai dari apapun juga. Yang kedua ia cinta seseorang semata-mata cintanya karena Allah. Yang ketiga ia benci kembali kepada kekufuran, setelah ia diselamatkan Allah SWT, ia benci sebagaimana dirinya dibakar di dalam api.
Tapi hakekat menjalin hubungan yang sebenarnya ini, aturannya tidak bisa ditegakkan, kecuali harus kita tekuni, ada caranya, ada ilmunya yang diajarkan. Karena itu kami amat gembira sekali mendengar kabar bahwasanya disetiap hari Jum’at sore ini, ada pengajian yang diadakan ditempat ini. Dimana dalam pengajian tersebut pada Jum’at sore yang dibaca kitab yakni an-Nashihah ad-Diiniyah karya Imam Abdullah Al Hadad. Al Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, bercerita tentang Al Habib Abdullah Al Hadad bahwasanya “nashihah diiniyah” beliau (kitab tersebut), nasehat-nasehat dan kitab beliau ini membentangkan segala macam ilmu yang sanggup menolak setiap orang yang ingin melemahkan agama ini.
Beliau menyatakan kasih sayang beliau telah meliputi semua manusia, sehingga setiap orang yang ingin menempuh jalan ini, semua mendapatkan bantuan dan perhatian serta keilmuan dari beliau. Kita mendengar ucapan Imam Abdullah Al Hadad pada malam ini, barusan, begitu tentang rahmat dan kasih sayang kepada seluruh kaum muslimin, yang menyatakan orang yang tidak punya kasih sayang terhadap sesama tidak disayang oleh Allah SWT.
Wahai orang yang mencari cinta dan kasih sayang dari Allah SWT, sesungguhnya rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT tersebut amat besar dan amat luas, tapi engkau harus menyingkirkan segala sesuatu yang bisa memutus dari rahmat besar ini, yaitu sedikitnya rahmat dan kasih sayang kepada sesama kaum mukminin. Inilah yang membuat kita terputus.
Maka obati kita punya jiwa sebab kalau kita tidak memiliki rahmat dan kasih sayang bahkan kepada binatang pun maka kita pun akan terhalang dari rahmat Allah SWT.
Karena itu Nabi Muhammad SAW menyatakan kepada kita sekalian diceritakan bahwa ada seorang wanita yang dimasukan ke api neraka, akibat seekor kucing yang dia kurung hingga mati, dia tidak kasih makan juga tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri.
Dan sebagian orang melihat Nabi Muhammad SAW mencium anak kecil, maka seseorang berkata, Ya Rasulullah, saya punya anak sepuluh orang dan tidak pernah mencium salah seorang dari mereka itu, maka Rasulullah SAW berkata, apa yang bisa saya lakukan jika Allah sudah mencabut rasa kasih sayang dari dalam hatimu?
Suatu kali Nabi Muhammad SAW bersujud lama sekali sujudnya, sehingga para sahabat berfikir apa Rasulullah SAW telah meninggal dalam sujudnya, tapi ternyata Rasulullah SAW bangkit dan mengucapkan Allah Akbar bangkit dari sujudnya.
Setelah sujudnya yang panjang dan waktu keluar dari sholat dan salam, kemudian Rasulullah SAW melihat sahabat-sahabatnya heran, mengapa hari ini sujudnya Beliau lama sekali. Rasulullah SAW berkata, mungkin kalian heran, kalian menyangka saya sujud lama karena ada sesuatu yang terjadi. Ketahuilah tidak ada apa-apa, hanya tadi waktu saya sujud saya punya putra (cucunya) yaitu Sayidina Hasan itu dia naik keatas pundak, naik keatas kepala saya ketika sujud saya. Maka saya biarkan dulu sampai dia turun sendiri baru saya bangkit.
Sayidina Anas RA meriwayatkan, bahwasannya saya suatu kali bertemu dengan Rasulullah SAW sedang berbaring, dan Sayidina Hasan RA berada diatas dadanya Rasulullah SAW dan melakukan buang air kecil, maka Sayidina Anas ingin mengangkat sayidina Hasan, maka Rasulullah SAW mengatakan biarkan putraku jangan mengangkat putraku. Ketahuilah bahwasanya orang yang menggangu putraku, ini maka dia berarti telah mengganggu saya.
Rahmat dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW telah meliput alam semesta ini, telah meliput semua manusia akan tetapi orang-orang yang khusus dan istimewa mereka akan mendapatkan kasih sayang yang istimewa pula. Mudah-mudahan kita kebagian kasih sayang yang istimewa tersebut. Amin. Maka hendaknya kita mencari dan mempelajari, menginstropeksi diri kita sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang selayaknya kita pelajari.
Maka kita tanya diri kita bagaimana di tahun yang baru kita masuki ini, bagaimana kita akan melalui hari-hari dan malam-malamnya. Gunakan kesempatan kita, jaga waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat dan terutama mendidik anak-anak kita, anak laki-laki, anak-anak perempuan, keluarga dan istri kita, kita didik yang betul.
Sebab kelak hubungan antara kita dengan anak-anak, hubungan dengan kita dengan pasangan kita, dengan suami kita, dengan istri kita, dengan keluarga kita dan lain sebagainya semuanya ini akan jadi rusak dan terputus akan terhapus, kecuali hubungan yang sesuai dengan ajaran dan syariat yang Nabi besar Muhammad SAW. Karena itu diajarkan kepada kita sekalian, kepada hamba-hamba- Nya yaitu, sebuah doa : Rabbana hablanaa min azwajina wa dzuriyatina wa qurratul’ayunin waj alni muttaqiina imamma, “Ya Allah berikan daripada keluarga kami, anak istri kami, pasangan kami, anak-anak kami yaitu penyejuk mata kami (mata lahir dan batin) dan jadikanlah saya sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa.
Doa..
0 comments:
Post a Comment